Halaman

Minggu, 28 November 2010

Foto Aku dengan Senyum


Seorang pria yang sangat humoris, suatu ketika divonis oleh dokter bahwa ia menderita penyakit kronis dan hidupnya tidak lama lagi. Sulit bagi dokter tersebut untuk memberitahu pria itu tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Pak, sulit sekali bagi saya untuk mengatakan ini. Tapi, Anda harus mengetahuinya... bahwa Anda... menderita kanker otak stadium dua,” kata dokter itu dengan terbata-bata.

Namun, ternyata reaksi pria itu sungguh diluar dugaan. Setelah sempat terdiam beberapa detik, ia kemudian tertawa keras. Dokter dan perawat sempat mengira pria itu terguncang jiwanya mendengar berita itu dan membuatnya kurang waras. Tapi kemudian pria itu berkata “Kanker otak ya? Waww... itu bukan penyakit sembarangan, dan jarang-jarang ada yang kena... haha... haha...” Tak hanya itu, ia bahkan dengan enteng menceritakan tentang penyakitnya itu ke pasien-pasien lain di RS itu, tak lupa sambil selalu tertawa. Seolah penyakit itu hanyalah episode lucu dalam hidupnya.


Empat bulan kemudian, kondisinya semakin buruk. Ia tak mampu lagi melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia terbaring lemah ditempat tidur, tapi matanya masih menunjukkan keceriaan. Dokter mengunjunginya, dan dengan berat hati mengatakan bahwa mungkin hidupnya tak lama lagi. Pria itu meminta sang dokter mendekat kearahnya, dan ia membisikkan sesuatu ketelinga sang dokter.

Dokter itu tampak terkejut, tapi karena itu adalah permintaan seseorang yang sebentar lagi akan meninggal, dokter itupun menuruti. Dua bulan kemudian pria itu meninggal dunia.

Bertahun-tahun kemudian, sang dokter masih sering datang ke kamar bekas pasiennya itu untuk mengenangnya. Seorang suster yang belum lama bekerja di RS itu bertanya mengapa mantan pasien itu begitu spesial baut sang dokter. “Pria itu luar biasa. Ia menerima vonisnya dengan ketegaran yang menajubkan, dan ia tak pernah lelah mambagikan tawa dan canda kepada semua orang di RS ini. Bahkan sebelum meninggal, ia berpesan bahwa ia ingin di foto sambil tersenyum,” kata dokter itu tak kuasa menahan haru.

“Hah, jadi orang yang ada di foto itu...?” Suster terkejut.

Foto pria itu dipasang di lobi RS sehingga siapapun yang melihatnya akan terinspirasi oleh keceriaan yang terpancar dari wajahnya. Penyakit tidak bisa mengalahkannya. Ia tetap bahagia, tak peduli bagaimanapun kondisinya.


Pesan Cerita:

Anda tidak perlu menunggu menjadi kaya, terkenal, atau mungkin sembuh dari penyakit kronis untuk bahagia. Karena bahagia itu sangat sederhana. Kunci kebahagiaan adalah besyukur atas apapun yang terjadi dalam hidup. Orang-orang kaya yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dapatkan, cenderung tidak pernah merasa bahagia. Sementara orang-orang miskin yang terbiasa bersyukur atas anugrah-anugrah kecil yang mereka terima setiap hari, cenderung akan lebih sering merasa bahagia.

sumber:
Tanudibyo, Necy. 2010. Kisah Seekor Sapi yang Jujur. PT. Buku Seru. Jakarta.

Tidak ada komentar: