Halaman

Rabu, 08 Desember 2010

Dua Buah Bibit

Terdapatlah dua buah bibit tanaman yang tergolek di atas tanah di sebuah ladang yang subur.

Bibit yang pertama berkata,
"Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam ke tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam pada musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku."

Dan bibiit itupun tumbun makin menjulang.

Bibit kedua bergumam,
"Aku takut, jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu apa yang akan kutemui didalam sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan, jika teroboskan tunasku ke atas, bukakah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku akan terkoyak. Apa yang akan terjadi, jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah. Tidak. Akan lebih baik, jika aku menunggu sampai semuaanya aman.”

Dan bibit itu pun menunggu dalam kesendiriannya.

Beberapa pekan kemudian seekor ayam menggilas tanah itu, menemukan bibit kedua tadi dan mencaploknya segera.

Pesan Cerita:
Hidup ini penuh pilihan, dan setiap pilihan selalu memiliki risikonya sendiri. Banyak orang tidak berani mengambil langkah pertama untuk memulai. Banyak orang ingin menjadi pemain aman dengan meminimalisir semua risiko. Terlalu banyak pertimbangan yang mereka gunakan sebelum memulai sesuatu yang berisiko. Saatnya belum tepat, modalnya masih kurang, mentalnya belum siap, dan sebagainya.

Ada kalanya perencanaan yang matang memang perlu dilakukan. Tapi, ada kalanya pula kita harus segera mengambil langkah pertama dan berani mengambil risiko. Tidak penting, jika Anda tidak melihat seberapa tinggi tangga yang harus Anda daki, yang penting adalah Anda mulai menaiki anak tangga pertama. Keputusan Anda untuk melangkah, akan membawa Anda ke suatu tempat. Dan keputusan untuk diam di tempat, tidak akan membawa Anda ke mana-mana, tidak akan membuat Anda menjadi siapa-siapa.

Sumber :

Tanudibyo, Nancy. 2010. Kisah tentang Seekor Sapi yang Jujur. Media Pressindo. Jakarta.

Minggu, 05 Desember 2010

Dibalik Sikap Keras Ayah

Ketika Anda masih kecil, ibulah yang lebih sering mendongeng untuk Anda. Tapi, tahukah Anda bahwa sepulang bekerja, dengan wajah lelah, yang pertama kali ditanyakan ayah kepada ibu adalah kabar Anda dan apa yang Anda lakukan seharian?

Ketika Anda belajar naik sepeda di masa kanak-kanak, ayah akan melepaskan roda bantu di sepeda Anda, dan ibu akan khawatir, jika Anda terjatuh. Tapi tahukah Anda, bahwa itu ayah lakukan itu karena dia yakin bahwa anak kesayangannya pasti bisa melakukannya?

Ketika Anda merengek meminta mainan baru, ibu menatap Anda dengan iba, tapi ayah berkata dengan tegas,
"Tidak sekarang!"
Tapi tahukah Anda, bahwa hal itu mendidik Anda menjadi anak yang tidak manja lantaran tidak semua keinginan Anda terpenuhi dengan segera?

Ketika Anda sakit pilek, ibu merawat dan memberikan perhatian ekstra pada Anda. Tapi, ayah justru membentak,
"Sudah dibilang jangan suka minum es!".
Tapi tahukah Anda, bahwa sebenarnya ayah sangat mengkhawatirkan Anda?

Ketika Anda beranjak remaja dan menuntut untuk mendapat izin keluar malam, ayah akan sering membentak dan melarang. Tahukah Anda bahwa ayah melakukan itu karena ia sangat ingin menjaga Anda?

Ketika Anda mulai berlama-lama menelepon atau menerima telepon dari seseorang, ayah akan berada di sekitar Anda dan mendengarkan pembicaraan Anda dan teman Anda di telepon. Tahukah Anda, bahwa rasa ingin tahu ayah akan teman spesial Anda, disebabkan ia ingin memastikan bahwa anaknya memilih teman istimewa yang tepat?

Ketika Anda lulus SMA, ayah akan memaksa Anda menjadi dokter atau insinyur. Tapi, tahukah Anda bahwa itu semata-mata karena ayah sangat memikirkan masa depanmu? Dan toh, ayah akan tetap tersenyum dan mendukung Anda saat pilihan Anda tidak sesuai keinginannya.

Ketika Anda harus berkuliah di luar kota, ayah melepasmu di bandara. Tahukah Anda bahwa pada saat itu badan ayah terasa kaku untuk memelukmu?

Ketika itu, ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini-itu, dan menyuruh Anda untuk berhati-hati. Padahal ayah ingin sekaii menangis seperti ibu, dan memeluk Anda erat-erat. Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit airmata di sudut matanya, dan menepuk pundak Anda, sambil berkata
"Jaga dirimu baik-baik, ya."
Tahukah Anda, bahwa ayah melakukan itu agar Anda kuat dan dewasa?

Ketika Anda membutuhkan uang untuk biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari Anda, ayah adalah orang pertama yang akan mengerutkan kening. Tapi tahukah Anda, bahwa ayah akan bekerja keras untuk bisa mengirimkan sejumlah uang yang Anda butuhkan, agar Anda bisa merasa sama dengan teman-teman Anda di kampus?

Ketika Anda diwisuda, ayah adalah orang pertama yang akan berdiri dan memberi tepuk tangan untuk Anda.

Ketika Anda memilih pasangan hidup, ayah adalah orang pertama yang yakin bahwa Anda telah memilih pasangan yang tepat.

Ketika Anda duduk di pelaminan, ayah akan tersenyum bahagia. Tapi tahukah Anda bahwa dalam hati kecilnya, ayah merasa 'kehilangan' anak kesayangannya?

Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatangan Anda bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih, dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya, ayah telah menyelesaikan tugasnya.

Ayah adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat, bahkan ketika ia tidak kuat untuk tidak menangis. la harus terlihat tegas, bahkan ketika ia ingin sekali memanjakanmu. la adalah orang pertama yang selalu yakin, bahwa
"Anda Bisa" dalam segala hal.

Pesan Cerita:
Banyak dari kita yang memihki hubungan kurang baik dengan orangtua, terutama dengan ayah. Hal tersebut karena sikap sang ayah yang selalu keras dan sering membuat kita sakit hati. Tapi itu semua dilakukan ayah, semata-mata hanya karena ia ingin kita menjadi lebih baik, lebih dewasa, lebih kuat, dan lebih bijak, agar kita bisa memperoleh segala yang terbaik dalam hidup ini.

Sumber :

Tanudibyo, Nancy. 2010. Kisah tentang Seekor Sapi yang Jujur. Media Pressindo. Jakarta.

Pengorbanan

Reo dan July adalah sepasang kekasih yang saling mencintai, meski mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Keluarga July berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Reo hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.

Suatu hari Reo berkata kepada July,
"July, aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Aku ingin kita dapat mencintai sampai tua, dan sampai Tuhan memanggil kita berdua!"

Saat mendengar Reo berkata demikian, menangislah July, la berkata kepada Reo,
"Reo, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku telah memutuskan untuk tidak akan menikah denganmu karena aku membutuhkan uang dan kekayaan seperti kata orangtuaku." Mendengar itu Reo pun bak disambar geledek. la sangat marah kepada July, la mengatai July matre, tidak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Akhimya, Reo meninggalkan July menangis seorang diri.

Kata-kata July membuat Reo bertekad untuk menjadi orang yang sukses dan kaya raya. Dan jerih payah Reo mulai menunjukkan hasil. Kariernya melejit, dan dalam waktu kurang dari 2 tahun, ia berhasil menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide bahkan ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Reo menjadi simbol kesuksesan bagi orang-orang yang mengenalnya.

Suatu hari, saat Reo sedang mengendari mobil barunya, tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Reo sangat terkejut karena ia mengenali kedua suami istri itu sebagai orangtua July. Karena penasaran, Reo membuntuti mereka hingga ke sebuah makam
.
Reo sangat terkejut ketika ia mendapati foto July di atas nisan. Reo pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam July untuk menemui orangtua July.
"Reo, kami jatuh miskin. Harta Kami habis untuk biaya pengobatan July. July menitipkan surat ini untukmu. Bacalah," kata ayah July sambil menyerahkan sepucuk surat yang mulai kumal. Reo membaca surat itu.

"Reo, maaf aku terpaksa berbohong. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam hidup yang penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku lakukan itu semua, karena aku mencintaimu Reo."

Airmata tanpa terasa telah membasahi pipi Reo, hatinya begitu sesak sehingga ia tak mampu mengatakan apapun.

Pesan cerita:
Cinta yang sesungguhnya bukan pada saat kita sedang dimabuk asmara, ketika kita menghabiskan saat-saat romantis dengan pujaan hati. Tapi cinta sejati adalah ketika orang yang kita cintai menyakiti kita ketika gelora asmara sudah tidak terasa lagi, tapi kita masih berdiri disampingnya dan peduli dengannya, dan mencintainya. Karena cinta sejati adalah apa yang tersisa ketika api cinta telah padam.

Sumber :

Tanudibyo, Nancy. 2010. Kisah tentang Seekor Sapi yang Jujur. Media Pressindo. Jakarta.

Sabtu, 04 Desember 2010

Kisah Tempayan Retak

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, rnasing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan yang retak hanya dapat membawa air setengah penuh. Begitu terus setiap harinya.

Selama dua tahun, si tempayan retak merasa malu dengan dirinya sendiri karena tidak bisa rnenunaikan tugasnya dengan sempurna. Akhirnya, pada suatu hari si tempayan retak berkata pada si tukang air.
"Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa? Kenapa kamu merasa malu?" tanya si tukang air.
"Karena selama dua tahun ini, saya hanya mampu membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada tubuh saya, dan membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan Kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi. kata tempayan itu.

Sambil tersenyum, si tukang air berkata kepada si tempayan retak.
"Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperlihatkan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."
Benar, ketika mereka naik ke bukit keesokan harinya, si tempayan retak memperhatikan jalan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun, di akhir perjalanan ketika air yang dibawa si tempayan retak tinggal separuh, ia kembali meminta maaf pada si tukang air. Si tukang air berkata kepada tempayan itu,
"Apakah kamu memperhatikan bahwa bunga-bunga di sepanjang jaian itu hanya tumbuh di sisimu, dan tidak ada di sisi tempayan yang lain yang tidak retak? Karena aku selalu menyadari akan cacatmu, maka aku memanfaatkannya dengan menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu. Dan setiap hari, jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Pesan Cerita:
Kita semua adalah tempayan yang retak. Artinya, kita semua tanpa terkecuali, memiliki kekurangan. Dan sering kita menjadi tidak percaya diri karena kekurangan kita. Padahal tidak ada gunanya membandingkan diri kita dengan orang lain. Karena orang lain pun punya kekurangan-kekurangannya sendiri.

Terimalah diri Anda apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Karena dalam kekurangan-kekurangan itu, terletak kekuatan kita yang sebenanya.

Sumber :

Tanudibyo, Nancy. 2010. Kisah tentang Seekor Sapi yang Jujur. Media Pressindo. Jakarta.

David Ronald Warren Sang Penggagas Kotak Hitam (Flight Recorder)

Kotak Hitam (Flight Recorder)
MEDIA masa Australia pada tahun 1934 memberitakan kecelakaan jatuhnya sebuah pesawat penumpang de Haviland DH-86 dalam sebuah penerbangan rutinnya di sebelah timur negara itu. Pesawat yang jatuh dan tenggelam di Selat Bass itu menelan 12 korban jiwa. Ini berarti seluruh penumpang dan awaknya tewas.

Akibat peristiwa itu seorang anak berusia sembilan tahun yang bersekolah di sebuah Boarding School di Sydney kehilangan ayah untuk selamanya. Bocah itu bernama David Ronald Warren. Ayahnya Warren menjadi salah satu korban kecelakaan fatal pesawat itu. Hadiah terakhir sang ayah buat Warren Junior, anak kesayangannya sebelum terbang dengan pesawat naas itu adalah sebuah radio kristal. Benda inilah yang selanjutnya merangsang ketertarikan Warren muda dalam bidang elektronika.

Siapakah David Ronald Warren? Dialah yang di kemudian hari dikenal sebagai orang yang menggagas dan menciptakan Flight Recorder, alat yang digunakan merekam suara dan data penerbangan yang sangat berguna untuk inversitasi kecelakaan pesawat.

Digagas karena Frustrasi

Pada tahun 1948 dengan gelar sarjana yang disandangnya, David Ronald Warren diangkat menjadi ilmuwan peneliti di Laboratorium Penelitian Aeronautika milik pemerintah Australia di Melbourne. Salah satu tugasnya adalah meneliti penyebab suatu kecelakaan penerbangan.

Ketika terjadi peristiwa tragis jatuhnya pesawat de Haviland Comet (DH-106), pionir pesawat penumpang jet milik BOAC pada pertengahan tahun 1950-an, David ikut terlibat dalam investigasi kecelakaan yang menghebohkan itu dan diberitakan luas di mana-mana.

Rasa frustrasi saat melakukan invesrigas kecelakaan pesawat jet ini membuatnya menerawang jauh. Dia membayangkan tragedi yang merenggut nyawa ayahnya. Dia berpikir alangkah lebih mudah bila saja ada saksi hidup atau sebuah benda yang bisa bercerita. Solusinya adalah flight recorder.

Ide brilian itu digagas oleh David pada tahun 1954. Protoripe flight recorder yang dirancang mampu merekam pembicaraan di kokpit selama empat jam, juga bisa merekam beberapa data penerbangan, dan dinyatakan siap diuji coba pada 1957.

Sayangnya di Australia waktu itu tidak ada badan atau swasta yang bersedia mendanai pengembangannya, hingga kemudian datanglah seorang staf dari CAA (Civil Aviation Administration) otoritas penerbangan Inggris yang merasa tertarik, lalu mengundang David untuk melanjutkan gagasannya itu.

Pernah ketika dalam suatu penerbangan, pesawat yang ditumpangi David mengalami kedaruratan, salah satu mesinnya mendadak mati. Kebetulan sekali dia membawa prototipe perekamnya itu. Untuk mewaspadai terjadinya eskalasi kondisi yang kian memburuk, dia pun segera mengaktifkan alatnya. Katanya kemudian: "just in case." ' Ya siapa tahu!

Memberi Makna Hidup

Alkisah, Tuhan menciptakan manusia dengan jatah umur 20 tahun. Tapi, usia binatang rata-rata 40 tahun. Itu karena Tuhan ingin manusia bahagia saja sepenuhnnya dan tidak usah merasakan pahitnya dunia terlalu lama.

Ternyata, beberapa binatang merasa iri dan ingin seperti manusia. Datanglah sapi,
“Tuhan terlalu lama 40 tahun bagiku, kukembalikan 20 tahun”. Mendengar itu, manusia yang merasakan kebahagiaan, ingin memperpanjang kebahagiaanya. Maka, dimintanya 20 tahun dari sapi untuk dirinya. Tuhan mengabulkan.

Lalu datanglah anjing, dia mengembalikan yang 20 tahun umurnya, sekali lagi manusia memintanya.

Terakhir monyet datang. Dia juga mengembalikan 20 tahun umurnya, dan lagi-lagi manusia memintanya.

Maka jadilah yang diminta manusia itu:
20 tahun pertama hidup sebagai manusia, berbahagia, tidak banyak mengalami banyak masalah.

20 tahun kedua hiduplah manusia itu seperti sapi: bangun pagi pulang malam, kerja keras, banting tulang. Hidup seperti 7P: Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan.

20 tahun ketiga jadilah dia seperti anjing: anak-anaknya beranjak dewasa dan memiliki keluarga mereka sendiri. Ia memasuki masa pensiun dan aktivitasnya sehari-hari adalah menjaga cucu, menjaga kekayaan, menjaga rumah dan properti, persis seperti anjing penjaga.

20 tahun keempat jadilah dia seperti monyet: mulai renta, tidak banyak lagi melakukan aktivitas, mulai berkurang pendengaran dan penglihatan, sering menjadi bahan tertawaan cucu-cucunya.

Pesan Cerita:
Bukan masalah berapa panjang umur Anda, yang paling penting adalah bagaimana memberi makna setiap hari dalam hidup kita

Sumber :

Tanudibyo, Nancy. 2010. Kisah tentang Seekor Sapi yang Jujur. Media Pressindo. Jakarta.

Jumat, 03 Desember 2010

Halaman Mosi di Facebook

Halo sabahat Mosi ! Ada info terbaru nih buat sahabat semua. Kami telah membuat halaman Mosi di Facebook. Silahkan di kunjungi ya, dan jangan lupa Like atau Suka pada halaman tersebut, agar kata-kata motivasi dan inspirasi yang Mosi telah buat ada di halaman beranda sahabat.

Dan, jangan lupa untuk berbagi dengan sahabat Mosi yang lain, kirimkan kata-kata motivasi dan inspirasi yang sahabat miliki.

Klik link dibawah ini untuk menuju TKP

Mosi di Facebook

Efektivitas Kerja dalam Proses Administrasi

A. Pengertian Efektivitas Kerja

Semua kegiatan-kegiatan dalam organisasi baik itu organiasi pemerintah atau swasta, orientasi pemikirannya dan pelaksanaanya selalu dikaitkan dengan efisiensi dan efektivitas, artinya bagaimana agar kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan dengan baik tanpa terjadi pemborosan. Begitu pula halnya dalam penyusunan sistem, prosedur kerja, beserta teknis pelaksanaanya hendaknya berlandaskan pada efisiensi dan efektivitas.

Efektivitas mengandung arti terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki. Jadi, perbuatan seseorang yang efektif ialah perbuatan yang menimbulkan akibat sebagaimana dikehendaki oleh orang itu. Setiap pekerjaan yang efisien tentu berarti juga efektif, karena dilihat dari segi usaha, hasil yang dikehendaki telah tercapai dan bahkan dengan penggunaan unsur yang minimal. (The Liang Gie dalam Syamsi 2007: 2).

Suatu institusi pemerintah yang berhasil diukur dengan melihat seberapa jauh institusi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menyangkut tingkat efektivitas kerja pada institusi tersebut. Berikut ini pengertian dari efektivitas menurut para ahli.

Menurut Emerson (dalam Hasibuan 2005: 242) efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Siswanto (2007: 55) dalam bukunya pengantar manajemen mengemukankan bahwa efektivitas berarti menjalankan pekerjaan yang benar. Efektivitas berarti kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Manajer yang efektif adalah manajer yang memilih pekerjaan yang benar untuk dijalankan.

Sedangkan menurut Miller (dalam Tangkilisan 2007: 138) mengemukakan bahwa.
“Effectiveness be define as the degree to which a social system achieve its goal. Effectiveness must be distinguished from efficiency. Efficiency is mainly concerned with goal attainments”.
(Efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial mencapai tujuannya. Efektivitas ini harus dibedakan dengan efisiensi. Efisiensi terutama mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan.)

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, dapat kita simpulkan bahwa efektivitas menyangkut seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapai dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas dan efisiensi tentunya berbeda, dimana efektivitas menekankan pada pencapaian tujuan (berhasil guna) sedangkan efisiensi menekankan kepada penggunaan sumber daya yang ada (berdaya guna).

Hasrat yang Tak Jelas

Dekanat Fisip Unmul
Akhirnya dapat kesempatan juga foto-foto diatas gedung dekanat. Salah satu hal yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dilakukan. Yang jelas, waktu liat ada beberapa Mahasiswa yang foto-foto di atas sana, saat itulah muncul hasrat pengen banget ngelakuin kayak mereka.

Kemudian, salah dua alasan nongkrong disana adalah viewnya yang asik banget, apalagi duduk-duduk sambil ngemil. Kayaknya mantap banget tuh, tapi waktu cuaca lagi bersahabat, mendung-mendung gitu deh, kalau matahari lagi cerah, sebaiknya jangan dilakukan, puanasnya minta ampun (yaeyalah panas, namanya juga diatas gedung). Mungkin hal tersebut adalah dampak dari global warming, makanya semakin hari, semakin lama bumi makin panas. Bagaimana tidak panas, kalau hutan tiap hari ditebang, kemudian pencemaran udara dari industri yang tidak henti-hentinya. Terlebih lagi negara-negara maju tidak mau menurunkan emisi gasnya. Mereka lebih memilih memberikan kompensasi kepada negara berkembang (dari pada menurunkan emisinya) seperti negara Indonesia untuk menanam pohon. Mungkin bahasa kasarnya,
“Negara ane gak bisa nurunin emisi, tar produksi turun. Gini aja, ambil ni duit, bisa untuk tanam satu juta pohon tapi urusan ngurus pohonnya sampe gede, itu urusan ente ye..!”

STOP... STOP...! Ini ngomongin global warming atau hal gak’ jelas yang aku lakuin diatas gedung dekanat ya?. Kayaknya harus kembali kejalan yang benar.

Singkat cerita, saya berhasil foto-foto disana, menggunakan kamera pinjaman Dadank, yang fotoin adalah saudara Bahar, untuk kedua orang tersebut saya ucapkan terimakasih karena telah memuaskan hasratku :P. Semoga amal ibadah Anda-anda sekalian, diterima disisi Allah SWT.

Amin

Rabu, 01 Desember 2010

Pengawasan dalam Proses Administrasi

A. Pengertian Pengawasan

Menurut Herujito (2006: 242) Pengawasan (controlling) sebagai elemen atau fungsi keempat manajemen ialah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Dalam praktek kita lihat, kegagalan suatu rencana atau aktivitas bersumber pada dua hal, yaitu:
  1. Akibat pengaruh di luar jangkauan manusia (force major).
  2. Pelaku yang mengerjakannya tidak memenuhi persyaratan yang diminta.

Menurut Terry dan Leslie (2005: 238) Pengawasan adalah proses mengevaluasikan pelaksanaan kerja dengan membandingkan pelaksanaan aktual dengan apa yang diharapkan (goal and objectives) serta mengambil tindakan yang perlu. Sedangkan menurut Siagian (2005: 125) Pengawasan sebagai salah satu fungsi organik manajemen merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi organik, pengawasan merupakan salah satu tugas mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, mulai dari manajer puncak hingga para manajer rendah yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua petugas operasional.

Lebih lanjut mengenai pengertian pengawasan, Wursanto (2002: 270) menyatakan bahwa, pengawasan atau controlling bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tugas/pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan menyangkut kegiatan membandingkan antara hasil nyata yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan, dan apabila pelaksanaannya menyimpang dari rencana maka perlu diadakan koreksi seperlunya. Organisasi akan mencapai sasarannya apabila pimpinan mampu melaksanakan fungsi pengawasan dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan menurut Simbolon (2004: 61) pengawasan ialah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan. Jelasnya pengawasan harus berpedoman terhadap hal-hal berikut:
  1. Rencana (planning) yang harus ditentukan.
  2. Perintah (orders) terhadap pelaksanaan pekerjaan (performance).
  3. Tujuan.
  4. Kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan adalah serangkaian proses evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, guna menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan/direncanakan. Dengan adanya pengawasan, kesalahan-kesalahan yang telah terjadi diharapkan dapat diperbaiki dan tidak terulang dikemudian hari.

Di Sini Jual Ikan Segar


Seseorang mulai berjualan ikan segar di pasar. Ia memasang papan pengumuman bertuliskan "DI SINI JUAL IKAN SEGAR".

Tak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya.
"Mengapa kau tulisan kata: DI SINI? Bukankah semua orang sudah tahu kalau kau berjualan DISINI, bukan DISANA?"

"Benar juga!" pikir si penjual ikan, lalu dihapuskannya kata DI SINI, dan tinggal tulisan "JUAL IKAN SEGAR".

Tidak lama kemudian datanglah pengunjung kedua yang menanyakan tulisannya.
"Mengapa kau pakai kata SEGAR? Bukankah semua orang sudah tahu kalau kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?"

"Benar juga", pikir si penjual ikan, lalu dihapuskannya kata SEGAR dan tinggal tulisan "JUAL IKAN"

Sesaat kemudian datanglah pengunjung ketiga dan juga menanyakan tulisannya.
"Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ikan ini untuk dijual, bukan untuk dipamerkan?

"Benar juga", pikir si penjual ikan lalu dihapuskan kata JUAL dan tinggal tulisan "IKAN"

Selang beberapa waktu kemudian, datanglah pengunjung keempat, yang juga menanyakan tulisannya.
"Mengapa kau tulis kata IKAN? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ini ikan bukan daging?

"Benar juga", pikir si penjual ikan lalu di turunkannya papan pengumuman itu.

Pesan Cerita:
Kadang kita mendengarkan pendapat orang lain, agar kita tidak salah mengambil keputusan. Tapi, jangan mendengarkan pendapat orang lain dan dengan serta merta mengikuti apa yang dikatakan orang lain, hanya untuk memuaskan mereka.

Kitalah yang paling tahu tentang hidup kita sendiri, kita paling mengerti apa yang kita cari dan kita butuhkan untuk diri kita sendiri. Dengarkan dan turuti perkataan orang lain, selama itu membantu Anda mengembangkan diri Anda. Tapi, buang jauh-jauh segala komentar dan pendapat orang lain, jika Anda merasa itu tidak akan membuat Anda menjadi lebih baik. Percayalah pada diri Anda sendiri. Karena diri Anda sendiri tidak mungkin menipu Anda.

Sumber :

Tanudibyo, Nancy. 2010. Kisah tentang Seekor Sapi yang Jujur. Media Pressindo. Jakarta.

Akses Internet Gratisan di Kampus

Sepertinya ini adalah postingan pertama di bulan Desember. Pada postingan kali ini, kita akan sedikit membicarakan mengenai akses internet gratis yang ada di Kampus Fisip . Akses internet gratis ini dapat dinikmati pada pukul 09.00-16.00. Kadang waktunya lebih awal, kadang juga tidak. Tergantung Admin kampus yang membuka server, kalau moodnya lagi baik server bisa terbuka sampai pukul 17.00.

Biasanya sekitar pukul 11.00 lobby kampus sudah diisi oleh belasan Mahasiswa yang ingin melakukan browsing, entah untuk mencari bahan atau materi kuliah atau hanya ingin facebook'an. Nah, saat itulah jaringan atau signal down, kecepatan kurang lebih hanya 10 kbps. Jadi harus bersabar, sebuah konsekuensi yang harus dibayar, namanya juga gratisan, Hehe...

Foto by Dadank

Akibat banyaknya Mahasiswa yang melakukan browsing, tentunya akan membutuhkan power untuk laptopnya, terlebih lagi bila baterai laptop ngedrop, (seperti laptopku ini yang bertahan hanya 3 menit) jadi tidak tahan lama-lama tanpa di charge. Payahnya, colokan yang ada didekanat hanya ada dua, jadi sangat disarankan untuk membawa terminal colokan agar dapat dicabang. Jangan mengharapakan teman berbaik hati untuk gantian ngecharger laptop jika tidak membawa cabang. Biasanya raut mukanya akan sedikit berubah menjadi kesal.

Oia, Aku juga heran, dulunya ada kursi tunggu di lobby dekanat, tapi entah kenapa kursi itu sekarang hilang. Dan lebih sayangnya lagi, kursi saptam juga ikutan hilang, atau mungkin hanya berpindah tempat saja. Lagian Aku tidak memperdulikan hal tersebut, menurutku lebih enak duduk lasehanan daripada menggunakan kursi.

Lanjut lagi mengenai signal yang down. Sebenarnya ada beberapa server yang ada didekanat. Yang pertama dan yang paling ngetop adalah Program Studi Hubungan Internasional, Program Studi Ilmu Pemerintahan, Dekan dan Beberapa sever lain yang tidak jelas signalnya.

Kebanyakan Mahasiswa, termasuk saya menggunakan server PSHI, dan tentu sebelumnya harus memasukkan password yang sudah menjadi rahasia umum. Awalnya password PSHI yaitu 'hubinter' kemudian '0541741***' (semoga tidak dirubah lagi). Untuk PSIP, passwordnya sudah diubah, sebelumnya 'PemerinTahaN'. Kemudian untuk server Dekan, yang ada di lantai II, tidak menggunakan password, tapi sayang karena lobby lantai II panas, (kecuali masuk kedalam ruangan dekan kalau berani) jadi hanya beberapa orang saja yang browsing disana. Loh, kalau server Program Studi Administrasi Negara mana? Itulah yang membuat saya bingung mengapa PSAN tidak mempunyai server internet ya?

Ada satu hal yang membuat saya betah untuk browsing didekanat, yaitu saat kampus sudah sepi, sekitar pukul 16.00. Nah, saat itulah, kecepatan download bisa mencapai 120 kbps. Lumayan untuk download/unduh movie atau mp3, yang nantinya bisa dinikmati saat pulang ke kost. Hehe..

Itulah, sedikit keadaan kampus fisip tepatnya di lobby dekanat tempat favorit Mahasiswa yang ingin melakukan browsing.