Halaman

Minggu, 05 Desember 2010

Dibalik Sikap Keras Ayah

Ketika Anda masih kecil, ibulah yang lebih sering mendongeng untuk Anda. Tapi, tahukah Anda bahwa sepulang bekerja, dengan wajah lelah, yang pertama kali ditanyakan ayah kepada ibu adalah kabar Anda dan apa yang Anda lakukan seharian?

Ketika Anda belajar naik sepeda di masa kanak-kanak, ayah akan melepaskan roda bantu di sepeda Anda, dan ibu akan khawatir, jika Anda terjatuh. Tapi tahukah Anda, bahwa itu ayah lakukan itu karena dia yakin bahwa anak kesayangannya pasti bisa melakukannya?

Ketika Anda merengek meminta mainan baru, ibu menatap Anda dengan iba, tapi ayah berkata dengan tegas,
"Tidak sekarang!"
Tapi tahukah Anda, bahwa hal itu mendidik Anda menjadi anak yang tidak manja lantaran tidak semua keinginan Anda terpenuhi dengan segera?

Ketika Anda sakit pilek, ibu merawat dan memberikan perhatian ekstra pada Anda. Tapi, ayah justru membentak,
"Sudah dibilang jangan suka minum es!".
Tapi tahukah Anda, bahwa sebenarnya ayah sangat mengkhawatirkan Anda?

Ketika Anda beranjak remaja dan menuntut untuk mendapat izin keluar malam, ayah akan sering membentak dan melarang. Tahukah Anda bahwa ayah melakukan itu karena ia sangat ingin menjaga Anda?

Ketika Anda mulai berlama-lama menelepon atau menerima telepon dari seseorang, ayah akan berada di sekitar Anda dan mendengarkan pembicaraan Anda dan teman Anda di telepon. Tahukah Anda, bahwa rasa ingin tahu ayah akan teman spesial Anda, disebabkan ia ingin memastikan bahwa anaknya memilih teman istimewa yang tepat?

Ketika Anda lulus SMA, ayah akan memaksa Anda menjadi dokter atau insinyur. Tapi, tahukah Anda bahwa itu semata-mata karena ayah sangat memikirkan masa depanmu? Dan toh, ayah akan tetap tersenyum dan mendukung Anda saat pilihan Anda tidak sesuai keinginannya.

Ketika Anda harus berkuliah di luar kota, ayah melepasmu di bandara. Tahukah Anda bahwa pada saat itu badan ayah terasa kaku untuk memelukmu?

Ketika itu, ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini-itu, dan menyuruh Anda untuk berhati-hati. Padahal ayah ingin sekaii menangis seperti ibu, dan memeluk Anda erat-erat. Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit airmata di sudut matanya, dan menepuk pundak Anda, sambil berkata
"Jaga dirimu baik-baik, ya."
Tahukah Anda, bahwa ayah melakukan itu agar Anda kuat dan dewasa?

Ketika Anda membutuhkan uang untuk biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari Anda, ayah adalah orang pertama yang akan mengerutkan kening. Tapi tahukah Anda, bahwa ayah akan bekerja keras untuk bisa mengirimkan sejumlah uang yang Anda butuhkan, agar Anda bisa merasa sama dengan teman-teman Anda di kampus?

Ketika Anda diwisuda, ayah adalah orang pertama yang akan berdiri dan memberi tepuk tangan untuk Anda.

Ketika Anda memilih pasangan hidup, ayah adalah orang pertama yang yakin bahwa Anda telah memilih pasangan yang tepat.

Ketika Anda duduk di pelaminan, ayah akan tersenyum bahagia. Tapi tahukah Anda bahwa dalam hati kecilnya, ayah merasa 'kehilangan' anak kesayangannya?

Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatangan Anda bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih, dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya, ayah telah menyelesaikan tugasnya.

Ayah adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat, bahkan ketika ia tidak kuat untuk tidak menangis. la harus terlihat tegas, bahkan ketika ia ingin sekali memanjakanmu. la adalah orang pertama yang selalu yakin, bahwa
"Anda Bisa" dalam segala hal.

Pesan Cerita:
Banyak dari kita yang memihki hubungan kurang baik dengan orangtua, terutama dengan ayah. Hal tersebut karena sikap sang ayah yang selalu keras dan sering membuat kita sakit hati. Tapi itu semua dilakukan ayah, semata-mata hanya karena ia ingin kita menjadi lebih baik, lebih dewasa, lebih kuat, dan lebih bijak, agar kita bisa memperoleh segala yang terbaik dalam hidup ini.

Sumber :

Tanudibyo, Nancy. 2010. Kisah tentang Seekor Sapi yang Jujur. Media Pressindo. Jakarta.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Hmm. . . ini cerita bagus tapi aku tau ini cerita orang. . karna sbelumnya aku pernah baca. .

saran aku karna ini blog pribadimu usahain crta dari kamu sndri =)

gud luck. . .

absa mengatakan...

iya, thx masukannya, tp kan bukan plagiat, cz udah nulis sumber ceritanya, hehehe
ni lagi ngrilis cerita made in sendiri, tunggu aja ya dica.. :)

absa mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Unknown mengatakan...

hha siip :)

motivasi dari diri sendiri powernya bisa lebih kuat ko ;)