Halaman

Sabtu, 04 Desember 2010

Memberi Makna Hidup

Alkisah, Tuhan menciptakan manusia dengan jatah umur 20 tahun. Tapi, usia binatang rata-rata 40 tahun. Itu karena Tuhan ingin manusia bahagia saja sepenuhnnya dan tidak usah merasakan pahitnya dunia terlalu lama.

Ternyata, beberapa binatang merasa iri dan ingin seperti manusia. Datanglah sapi,
“Tuhan terlalu lama 40 tahun bagiku, kukembalikan 20 tahun”. Mendengar itu, manusia yang merasakan kebahagiaan, ingin memperpanjang kebahagiaanya. Maka, dimintanya 20 tahun dari sapi untuk dirinya. Tuhan mengabulkan.

Lalu datanglah anjing, dia mengembalikan yang 20 tahun umurnya, sekali lagi manusia memintanya.

Terakhir monyet datang. Dia juga mengembalikan 20 tahun umurnya, dan lagi-lagi manusia memintanya.

Maka jadilah yang diminta manusia itu:
20 tahun pertama hidup sebagai manusia, berbahagia, tidak banyak mengalami banyak masalah.

20 tahun kedua hiduplah manusia itu seperti sapi: bangun pagi pulang malam, kerja keras, banting tulang. Hidup seperti 7P: Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan.

20 tahun ketiga jadilah dia seperti anjing: anak-anaknya beranjak dewasa dan memiliki keluarga mereka sendiri. Ia memasuki masa pensiun dan aktivitasnya sehari-hari adalah menjaga cucu, menjaga kekayaan, menjaga rumah dan properti, persis seperti anjing penjaga.

20 tahun keempat jadilah dia seperti monyet: mulai renta, tidak banyak lagi melakukan aktivitas, mulai berkurang pendengaran dan penglihatan, sering menjadi bahan tertawaan cucu-cucunya.

Pesan Cerita:
Bukan masalah berapa panjang umur Anda, yang paling penting adalah bagaimana memberi makna setiap hari dalam hidup kita

Sumber :

Tanudibyo, Nancy. 2010. Kisah tentang Seekor Sapi yang Jujur. Media Pressindo. Jakarta.

Tidak ada komentar: